Berpikir di luar Kota Besar

Memilih hidup di kota besar memang ada dua sisi. Satu sisi yang menarik adalah, apapun tersedia di kota besar. Namun sisi sebaliknya menyodorkan fakta bahwa, kehidupan di kota besar begitu menyesakkan dada, otak sama pikiran. Bukan semata karena biaya hidupnya, melainkan masalah terbuangnya waktu dan tenaga untuk hal yang namanya transportasi. Jarak yang semestinya bisa ditempuh setengah jam, jadi tiga jam. Kalau normalnya satu jam, bisa empat jam. Mau jalan kaki, udara full polusi. Bawa kendaraan sendiri, ilfil. Naik moda transportasi umum, lebih bikin ilfil lagi. Sampai di kantor sudah lelah, penat, stress. Maka sebenarnya tak usah dipertanyakan lagi sebab musabab menurunnya produktivitas masyarakatnya.

Coba bandingkan jika hidup di kota kecil, waktu segitu bisa bermanfaat banyaaaak sekali. Tak hanya bisa produktif, tapi juga ekonomis dan efisien. Apalagi kalau kita adalah kaum terdidik. Manfaatnya jauh lebih banyak lagi. Permasalahannya hanyalah pola pikir. Banyak orang masih beranggapan bahwa, Kalau mau sukses ya ke Kota besar. Yang tinggal di kota kecil dianggap cupu dan katro. Hmm…persepsi salah kaprah bener keblinger berjalan dengan mulusnya.

Let’s think out of the box, dear… Peluang kehidupan yang jauh lebih baik membentang seluas mata memandang. Asal…ulet dan kreatif. Satu lagi, open minded. Terbuka akan hal-hal baru bikin mimpi makin mudah tercapai. Apapun kalau mau sukses ada syaratnya, kan?

Sekali lagi, sungguh, banyak peluang2 besar berceceran di luar sana. Namun hanya orang2 “berani” yang memungutnya dan menjadikannya roket menuju langit mimpi.

Add comment

AdBlocker Message

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.