Taman Keanekaragaman Hayati Kiara Payung, Jatinangor |
Pasokan Oksigen yang baik membuat langit pun membiru (no edit) |
“Dulunya, tempat ini merupakan lahan gundul bekas perkebunan Teh di jaman penjajahan Jepang.” Tutur Pak Udin, sang ketua kelompok pemeliharaan Taman Kehati Kiara Payung. Selanjutnya beliau juga menyatakan, “Setelah ditanami, lingkungan mulai teduh. Debit air meningkat, langit membiru, dan satwa mulai datang. Mulai dari burung-burung unik, Elang Jawa, juga spesies lainnya.”
Namun seiring datangnya satwa dan lebatnya hutan tersebut, pemburu dan pembalak liar juga mulai berdatangan. Tak sedikit pula warga yang mengambil daun-daun pohon tersebut untuk dijadikan pakan ternak. Pak Udin bahkan pernah diikat di pohon gara-gara melindungi hutan agar tanamannya tidak ditebangi sembarangan dan satwanya tidak diburu.
Pohon Sonokeling, Kayunya dijadikan bahan baku untuk membuat Gitar |
Proses Pelabelan pun tidak mudah. Butuh keahlian dan konsistensi tersendiri |
Sudah seperti cerita di sinetron ya? Tapi itulah kejahatan manusia. Nggak usahlah kita mikir jauh-jauh para “pembakar” hutan di belantara Sumatera. Di Jatinangor saja kelakuan manusia sudah anarkis begitu. Padahal kalau hutan lebat, cadangan air pun meningkat. Udara lebih segar, suhu juga menurun. Nggak terlalu panas. Karena apa? alam sudah menyediakan oksigen sedemikian banyak, air sedemikian melimpah, persediaan kayu yang cukup, asalkan kita sebagai manusia nggak serakah. Ambil seperlunya, di saat yang tepat, dan jangan lupa, tanam kembali. Satu pohon butuh waktu bertahun-tahun buat dia tumbuh. Bahkan ada yang hingga puluhan tahun. Tapi menebangnya hanya butuh sepersekian menit. Alam jadi nggak seimbang karenanya.
Contoh saja, Pak Udin bukanlah seorang akademisi. Bukan juga orang yang memiliki latar belakang pendidikan formal bidang lingkungan maupun Biologi. Pak Udin adalah orang desa yang sejak kecil akrab dengan alam. Beliau memahami alam dan segala perilakunya melalui pengalaman. Melalui pengamatan langsung serta berbekal kearifan manusia.
Bersama Para Volunteer Pelestari Lingkungan |
Add comment