Kids Zaman Now Vs Parents dan Etika mereka pada saat Naik Kereta Api

Kids Zaman Now Vs Parents dan Etika mereka pada saat Naik Kereta Api

Kalau ngomongin soal etika, biasanya anak muda selalu dicap di jidatnya, kalau mereka ini nggak beretika. Nyalahin zaman juga, karena lahir di zaman now, so they don’t care with others.

Tapi cintaku semuanya…justru pada saat di kereta api, yang sering nggak sopan, sotoy, dan nggak beretika justru golongan tua zaman old. Sorry to say, entah karena mereka sudah senior atau piye, I don’t know why mereka berlaku sakarepe dhewe. Wis, sing iki nggolek lah neng google artine.

Seperti soal ngobrol kenceng-kenceng di kereta. Yang ini nggak hanya dilakukan oleh anak muda atau abege lho. Saya rasa ini bukan soal umur. Tapi soal etika dan kesadaran sosial yang dimiliki oleh masing-masing individu manusia itu sendiri. Nggak harus kids zaman now, or parents zaman now yang senengnya berisik. Siapapun berpotensi untuk berisik dan bikin nggak nyaman dalam kereta api. Tergantung pribadi masing-masing yang bisa menghargai orang lain, atau memang tak punya etika.

Ketika bepergian beramai-ramai dengan teman atau kerabat, please pengertian dan hargai penumpang lain. Jangan bersikap norak dengan “menguasai” kereta dengan suara dan sikap anda yang nggak enak dilihat. Karena pada saat naik kereta, toleransi ini dibutuhkan banget.

Contohnya, kalau anda lagi makan, please remah-remah bekas makanan jangan nyebar kemana-mana. Selain jorok dan mengganggu penumpang lain, kasihan petugas kebersihannya. Dan kalau anda melakukan demikian, kelihatan banget loh kalau anda ini seperti orang yang nggak beretika. Lalu pada saat nelpon atau video call, nggak usah menjerit-jerit di dalam gerbong. Kalau perlu, anda jalan dulu ke bordes, terima telepon disana supaya suara anda nggak mengganggu penumpang lain.

Juga pada saat nyetel gadget. Kalau mau dengerin musik atau nyalain youtube, pakailah headset. Modal sedikit lah ya, jangan bikin berisik penumpang lain dengan polusi suara.

Kalo nggak punya headset?

Beli dong. Kalau nggak mau beli atau nggak bawa headset ya jangan melakukan video call di gerbong Kereta Api. Jangan juga nyetel youtube atau video lainnya di dalam gerbong. Sekali lagi, perbuatan ini sungguh nggak menghargai privasi penumpang lain.

Kenapa saya ngomong gini, karena ini yang sering saya alami di kereta. Banyak orang yang nggak ngerti etika naik kereta api. Mentang-mentang bayar, lantas berasa raja di dalam kereta. Ingat, yang anda bayar itu hanya seat anda lho. Sisanya adalah milik umum. Termasuk ketenangan dan kenyamanan dalam perjalanan.

Kalau mau berisik, silakan sewa satu gerbong.

Mahal?

Memang kenyamanan itu mahal, rek. Penumpang lain bayar sendiri lho, nggak anda bayarin. Silakan dihitung ada berapa seat dalam satu gerbong, kalikan dengan harga tiket. Kurang lebih segitu harga yang harus dibayar jika hendak bersikap sakarepe dhewe di gerbong Kereta Api.

Just for share my thoughts.

3 comments

  • Sy juga baru mengalami di argo parahyangan. Rombongan mostly ibu2 muda, ngobrol sambil berdiri di lorong/aisle gerbong sepanjang perjalanan. Waktu diingatkan petugas, mrk justru kesal dan menganggap komplainnya berlebihan. Kemana perginya etika…..

    • memang di kita etika naik kendaraan umum masih banyak yang menyepelekan ya. Saya suka mikir aja gitu, kok bisa sih orang nggak peduli sama orang lain? hanya mentang-mentang sudah bayar yang ngga seberapa itu. hhhh

AdBlocker Message

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.