Bernostalgia dengan Perabot Kuno di Waroeng Lasem, Rumah Merah Heritage

Saat baru turun dari mobil yang membawa kami dari Semarang, hal pertama yang menarik mata adalah keberadaan Waroeng Lasem, dalam kompleks Rumah Merah Heritage. Warung ini adalah pintu masuk Oemah Batik Lasem dan Homestay Rumah Merah.

Menu di Waroeng Lasem, Rumah Merah Heritage

Papan menu besar yang memampang aneka minuman dan hidangan khas Lasem tentunya menggoda mata untuk melihatnya satu persatu. Dari papan nama tersebut, saya menangkap keunikan nama salah satu minuman. “Kopi Lelet.” Yaitu kopi khas Lasem yang dihidangkan dalam cangkir tempo dulu.

Rumah Merah Heritage
Menu Warung Rumah Merah

Cangkir Khas untuk Menyajikan Kopi Lelet Panas

Bentuk cangkir yang digunakan untuk menyajikan Kopi Lelet panas mengingatkan saya pada koleksi keramik kuno milik nenek saya. Dalam sebuah lemari kaca di rumahnya, terdapat banyak sekali cangkir dan piring kecil pasangannya. Tatakan cangkir kami sebut sebagai Lambar. Biasanya digunakan untuk menuang kopi yang masih panas, supaya bisa segera diminum.

Secangkir kopi lelet hanya 5 ribu rupiah, es kopi susu hanya 10 ribu rupiah. Rasanya pun tak kalah dengan kopi yang kita beli di sebuah fancy café di Jakarta lho. Di Lasem, Value for rupiah memang masih tinggi.

baca juga: Itinerary wisata Lasem, 2 hari nggak sampai sejuta!

rumah merah heritage lasem
Secangkir Kopi Lelet

Pada kepercayaan Hindu Jawa dan Tionghoa, pada malam tertentu orang harus menyediakan sajen atau aneka makanan dan minuman untuk para leluhur mereka. Begitupula nenek saya dulu. Setiap malam Jumat Kliwon, meja makan kami justru dipenuhi makanan yang dipersembahkan untuk leluhur. Kopi, teh, air kembang, ditempatkan di cangkir seperti ini, lalu dupa dinyalakan. Setelahnya, mantra-mantra dirapal.

Dulu, saya hanya bisa memperhatikan tingkah laku nenek saya saat melakukan prosesi ini. Seringkali malah saya kena marah karena tidak mau mengikuti prosesinya. Saya dianggap anak bandel karena tidak bisa berterima kasih pada leluhur. Padahal bukan demikian adanya. Melainkan saya dan nenek saya berbeda keyakinan. Dalam islam, hal-hal tersebut tentunya dilarang oleh agama.

Kursi dan meja ini juga sama persis dengan yang ada di rumah nenek saya. Kursi besi dengan tali plastik yang unik dan kini sulit untuk ditemukan.

rumah merah heritage lasem
Kursi antik kuno

Waroeng Lasem, Pelengkap Tiongkok Kecil Heritage

rumah merah heritage lasem
Tampak depan Warung Rumah Merah Lasem

Kembali lagi ke Warung Rumah Merah, sepertinya sang pemilik memang bermaksud menjadikan tempat ini sebagai tempat nongkrong jika wisatawan berkunjung ke Lasem. Selain meja dan kursi untuk makan, fasilitas lain yang tak kalah menarik adalah wifi yang kencang dan keberadaan musholla. Sehingga menjadikannya nyaman untuk tempat berkumpul. Suhu Lasem yang panas pun menjadi termaafkan karena hidangan yang disajikan di tempat ini.

baca juga: Serunya Menginap di Homestay Rumah Merah Lasem

rumah merah heritage lasem
Nongkrong di Warung Rumah Merah Lasem

Rekomendasi saya kalau kalian kesini, cobalah secangkir kopi lelet panas, atau es kopi susu. Pesan ke mas penjaga warung, jangan lupa minta pesanan kalian diantar ke butik. Biasanya yang menginap di Rumah Merah diizinkan untuk menyesap kopi atau sekedar ngadem di areal butik ini. Sambil menunggu pesanan datang, kalian bisa menelusuri batik juga souvenir Lasem lainnya di Batik Rumah Merah. Tidak beli batiknya juga tidak apa, kalian tetap bisa melihat-lihat koleksi batik Rumah Merah yang memesona tanpa dipungut biaya.

 

Add comment

AdBlocker Message

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.