Sejenak Menyapa Opa Lo, Pemilik Rumah Opa Oma Lasem

Sore itu, jalanan Desa Karangturi terlihat lengang. Hanya beberapa sepeda motor nampak lalu lalang diantara dinding bangunan kuno yang megah. Suara anjing menyalak nyaring setiap kami melewati rumah tersebut. Anjing-anjing itu melongok dari balik pintu, seolah sedang membaui datangnya orang asing. Membangkitkan naluri mereka untuk melindungi tuannya.  Sinar matahari pun perlahan mulai meredup. Membuat udara di sekitar kami tidak terlalu panas menyengat, sekaligus memberikan nuansa eksotis saat sinarnya menerpa dinding tua yang sudah banyak pecah disana-sini. Oleh Guide kami dari Vakansinesia, kami diajak untuk mampir ke Rumah Opa Oma Lasem. Saksi hidup jatuh bangunnya Lasem sejak abad ke-20.

baca juga: Itinerary Wisata Lasem Jawa Tengah, Dua Hari Nggak Sampai Sejuta!

Ketika Pintu Rumah Opa Oma Lasem Terbuka

Dua ekor anjing kampung yang lusuh menyalak saat kami memasuki pekarangan Rumah Opa Oma. Mereka nampak kurus dan menyedihkan. Leher mereka dirantai, sehingga mereka tidak leluasa bergerak. Saya rasa, kedua anjing itu menyalak bukanlah sebuah ancaman, melainkan ada rasa sedih di mata mereka. Entahlah, saat saya menatap kedua mata anjing tersebut, mata mereka nampak berair. Mungkin saya yang terlalu sensitif, terlalu melankolis, atau saya menyukai anjing sehingga naluri saya mengatakan demikian.

baca juga: Pengalaman Menginap di Homestay Rumah Merah, Tiongkok Kecil Heritage

Seorang wanita tua berambut putih menyambut kedatangan kami. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Mbak Minuk. Dialah seorang wanita setia yang menjaga Rumah Opa Oma, dan menemani Opa Lo sepeninggal Oma Sri (Oma Lim Luan Niang), sepupu dari Opa Lo.

Rumah Opa Oma Lasem
Bersama Mbak Minuk di Rumah Opa Oma Lasem

Ya, sayang sekali saat saya kesini, Oma sudah tidak ada. Hanya Opa Lo dan Mbak Minuk yang menjadi nyawa rumah ini.

baca juga: Menyesap Kopi Lelet di Waroeng Lasem, Rumah Merah Heritage

Arsitektur Rumah Opa Oma yang Menawan

Seperti pada umumnya rumah tua bergaya campuran Cina dan Jawa, Rumah Opa Lo memiliki tangga berundak dengan beranda yang luas. Kursi sedan antik yang sudah rusak anyamannya justru menambah antik rumah ini. Tegelnya berwarna kuning, sudah pecah disana-sini, namun masih menyimpan keindahan rumah.

baca juga: Menyusuri Jajaran Rumah Tua di Kampoeng Heritage Desa Karangturi Lasem

Rumah Opa Oma Lasem
Beranda Rumah Opa Oma Lasem
Rumah Opa Oma Lasem
Mbak Minuk dan Opa Lo yang sedang menikmati sore

Hampir keseluruhan bangunan rumah Keluarga Lo terbuat dari kayu. Demikian pula perabotnya, hampir seluruhnya terbuat dari kayu. Beberapa foto terpajang di dinding, sayang saya tak melihat lagi foto Oma. Hanya menyisakan bekasnya saja, yang membuat warna dinding sekitarnya berbeda.

baca juga: Belanja Batik Tiga Negeri di Oemah Batik Lasem

Rumah Opa Oma
Sumur tua di Rumah Opa Oma
Rumah Opa Oma
Jalan menuju dapur Rumah Opa Oma

Mengenal Sosok Opa Lo Geng Gwan

Saya sempat berjalan sedikit ke dalam rumah. Saat itu saya melihat Opa Lo sedang duduk di ruang tengah dan melihat kami datang, beliau berdiri. Tubuh rentanya tetap bersemangat menyambut kedatangan kami. Beliau berjalan tertatih lalu duduk di depan pintu. Sungguh, kalau saya punya banyak waktu, tentunya saya ingin sekali mendengar cerita dari mulut Opa Lo. Tentang kehidupannya, tentang masa jayanya, juga tentang sejarah rumah ini.

Rumah Opa Oma Lasem
Opa yang sedang berjalan tertatih menyambut kedatangan kami

Opa Lo Geng Gwan adalah generasi terakhir keluarga Lo, dan tidak memiliki keturunan. Semasa hidupnya, beliau tidak menikah. Hanya Mbak Minuk yang menemani keluarga ini sejak tahun 1977.

Kalau kalian mencari nama Opa Lo Geng Gwan di mesin pencari, kalian pasti menemukan cerita sejarah tentangnya. Sehingga saya tak perlu lagi mengulasnya disini.

baca juga: Mengenal Warung Kesengsem Lasem, Tempat Kumpul Anak Muda Lasem yang Hits

Rumah Opa Oma Lasem
Sosok Legenda Hidup, Opa Lo Geng Gwan

Saya hanya ingin membagi kabar tentang Opa Lo dan Mbak Minuk, dua sosok legenda hidup yang menjadi Simbol Sejarah Lasem. Datanglah kemari, ke rumah keluarga Lo. Temani Opa dan Mbak Minuk barang sebentar, untuk mendengarkan dongeng dari mereka. Kalian akan lihat bahwa tidak semua orang Tionghoa hidup berkecukupan dan berada. Namun mereka bahagia dan tenang di masa tuanya.

Add comment

AdBlocker Message

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.